Rabu, 02 Maret 2016

Perlukah migrasi ke 4G-LTE

Setelah migrasi CDMA ke GSM dianggap berhasil, kini akan migrasi ke 4G-LTE. Yang sekarang sudah terdapat adalah 2G, 2.5G, 3G dan 3.5G. Dengan 3.5G-pun sebenarnya sudah bisa didapatkan up to 42Mbps, yang maksudnya maksimal 42Mbps secara total, tetapi seorang pemakai tentunya hanya mendapatkan di bawah itu tergantung banyaknya pemakai. Dengan 3.5Gpun sebenarnya sudah cepat jika kita mendapatkan sinyalnya. Konyolnya tidak di semua tempat kita mendapatkan sinyal 3.5G.

Secara teknis semakin rendah frekuensinya, maka akan semakin jauh pancarannya, sehingga diperlukan hanya sedikit menara BTS. Yang terbaik tentu saja Ceria dengan 450MHz. Pada umumnya 2G sampai dengan 3G menggunakan frekuensi 800MHz, 850MHz dan 900MHz, walaupun Flexi dulu pertama sekali pernah menggunakan frekuensi 1900MHz dan suaranya parah banget, juga menghabiskan baterai. Semakin tinggi frekuensinya, maka harus semakin rapat menara BTSnya. Jadi jangan berharap 4G-LTE akan ada, jika 3.5Gnyapun tidak ada, karena frekuensi 4G-LTE pada akhirnya hanya akan menggunakan frekuensi 1900MHz, 2100MHz, 2300MHz dan 2400MHz.

Sekarang ini penjual makin konyol, misalnya Bolt di Giant Jatiasih tidak dapat menunjukkan demonya, karena di tempat itu memang tidak ada sinyal 4Gnya. Demikian juga penjual Smartfren di depan Fresh Market Cikunir juga tidak dapat menunjukkan demo 4Gnya, karena sinyal SmartFren EVDO-RevBnya saja tidak ada. Di Bandung malah di Kantor Pusat SmartFren sendiri di Jalan Suci, sinyal EVDO-RevBnya juga tidak ada dan adanya sinyal baru di Dago yang berjarak 1.5 kilometer dari Kator Pusat SmartFren itu sendiri.

Jika sinyal 4Gnya tidak terdapat, secanggih apapun handpone kita, maka yang didapatkan hanya sinyal 3G. Jadi jika ingin membeli HP 4G-LTE, maka minta penjual menunjukkan demonya dengan HP 4G mereka. Pada HP tersebut akan tertera 4G, jika sinyal didapatkan di bagian belakang sinyal bar tersebut (bukan nama providernya, misalnya xxx 4G-LTE). Jika anda sudah yakin dengan penjual/produknya, maka HP 4G LTE tersebut boleh dibeli dengan catatan di rumah/kantor anda mungkin hanya didapatkan sinyal 3G, karena pindah kamar saja sinyal bisa langsung berubah. Demikian juga jika tetangga anda yang berjarak 100 meter dari rumah anda bisa mendapatkan sinyal 4G-LTE, bukan berarti anda juga akan bisa mendapatkan sinyal 4G-LTE tersebut. Yang paling tepat yakni meminjam HP 4G-LTE milik teman anda (masalahnya akan dipinjami tidak) dan mencobanya di tempat yang anda inginkan.

Kesimpulannya, 4G-LTE cocok hanya untuk mereka yang senang internet, boleh dikatakan tidak ada perbedaan untuk suara dan SMS dengan HP lama non 4G-LTE. Hampir semua HP seharga minimal sejuta sekarang ini telah dilengkapi fasilitas 4G-LTE, atau setidaknya belilah HP yang sudah dilengkapi dengan 4G-LTE, tetapi pikirkan dulu masak-masak jika ingin berlangganan 4G-LTE (jangan beli bundle, mungkin nanti akan menyesal dan tidak dapat ganti provider). Setidak-tidaknya berlangganan 4G-LTE lebih mahal dua kali lipat dari layanan biasa. Selama jumlah menara BTSnya tidak ditambah, maka layanan 4G-LTE tidak akan baik dan memiliki banyak sekali blankspot. Jarak menara BTSnya dengan anda maksimal 1 kilometer, jika lebih jangan berpikir untuk mendapatkan sinyal 4G-LTE. Yang paling baik sebenarnya provider menggunakan Micro-pole yakni tiang yang lebih besar sedikit daripada tiang listrik untuk meletakkan antena dan bukan menara BTS. Micro-pole dapat diletakkan di median jalan dan bisa berjarak hanya 200 meter satu sama lain atau paling jauh 500 meter. Di Bandung dulu pernah ada beberapa Micro-pole, tetapi sudah dibongkar, karena tidak meminta ijin terlebih dahulu dari walikota/pemda.

Bolt juga sudah 4G-LTE, tetapi tidak seperti provider telekomunikasi lainnya, kalau tidak didapatkan sinyal 4G-LTE, maka tidak akan didapatkan sinyal 3.5G, 3G dan 2G. Jadi sebaiknya lupakanlah Bolt. HP SmartFren dijual secara bundle berikut layanan 4G-LTEnya. HPnya memiliki satu slot untuk kartu SmartFren dan satu slot lainnya untuk provider GSM. Tetapi untuk menggunakan fasilitas provider GSM, maka kartu SmartFren harus aktif. Jadi jika fasilitas SmartFren tidak memuaskan, maka mungkin tidak ada pilihan lain selain membeli HP GSM 4G-LTE lainnya yang tidak dibundle dengan layanan 4G-LTE. Mengingat masih banyaknya blank spot layanan 4G-LTE dari tiap-tiap (semua) operator GSM, maka sebaiknya jangan sekali-sekali membeli HP 4G-LTE dengan sistem bundle berikut layanan 4G-LTEnya, supaya kita mudah berganti-ganti provider.

Tanggal 1 Oktober 2016, saya ke Galeri Smartfren di Metropolitan 2, Karena semua kartu Smartfren saya tidak mendapat sinyal sedikitpun. Saya datang 10 menit setelah mal buka, ternyata yang antri sudah sampai di luar Galeri Smartfren panjangnya sudah 7 meter, belum yang sudah di dalam galeri. Ternyata yang ngantri itu mau upgrade ke HP Promo dan sinyal Smartfrennya ternyata masih ada. Jadi saya beruntung, karena Smartfren saya tak ada sinyal, maka saya antri untuk Customer Service, dapat nomor 10. Sedangkan yang mau upgrade HPnya akn dilayani hingga jam 7 malam dan jika belum dilayani, esok harus ngantri lagi dari awal. Menunggu 2 jam akhirnya saya dipanggil. Saya punya 3 kartu Smartfren, jadi sebenarnya saya berhak untuk 'penggantian' 3 devices. Tetapi, karena saya hanya bawa 1 HP, maka hanya berhak dengan 'pengantian' 1 MiFi atau 1 HP. Untuk Mifi harus tambah Rp 100.000, sedangkan untuk HP Andromax Serie A harus tambah Rp 510.000. Sebenarnya ini bukan penggantian, tetapi 'memaksa' kita untuk menukar alat sesuai kemauan Smartfren. Jadi jauh lebih jelek daripada migrasi CDMA Telkomsel dan Indosat. Saya pilih MiFi saja, Andromax M2Y, dengan isi kuota 19GB terbagi 7GB 24jam dan 12GB Midnight untuk 30 hari, kalau masuk masa tenggang, maka kuota hangus, jika diiisi pada masa aktif, maka kuota akan diakumulasikan dan masa aktif akan dihitung saat kuota ditambah (tidak akumulatif). Andromax  M2Y ini konon bisa untuk koneksi 32 HP, tetapi ternyata sinyalnya sangat lemah, bahkan untuk 1 HP saja, maksimum hanya 7 meter. Jika membeli MiFi Andromax M2S, maka milik teman dan sudah saya saksikan dapat menjangkau 20 meter lebih, walaupun hanya bisa koneksi untuk 15 HP saja. M2Y juga tidak dilengkapi charger. Jadi sudah suruh bayar Rp 100.000, tetap dapat MiFi yang tak lengkap. Jika membeli MiFi Andromax M2S sendiri seharga Rp 299.000, konon katanya akan mendapatkan kuota internet yang lebih banyak. Sekarang saya punya 4 kartu 4G LTE, karena MiFi Andromax M2Y juga diberi kartu sendiri. Berhubung saya tidak punya/beli HP 4G LTE, maka saya masukkan saja pada HP Nokia CDMA lama saya, ternyata bisa jalan. HP saya bisa untuk Esia Smartfren dan juga Flexi 1900MHz yang paling kuno. Suaranya tidak sebagus sebelum migrasi dan boros baterai, maksimum menelepon 20 menit saja. Saya masukkan pada HP CDMA yang lain, ternyata tidak bisa, karena hanya support 850MHz. Saat ini sinyal 4G LTE menggunakan 2300MHz dan 850Mhz. Pengisian kuota yang paling murah adalah Rp 50.000 akan mendapatkan 1,75GB 24 jam dan 3 GB Midnight (jam 1-7). Sedangkan kartu perdana Simpati Loop 3G sebesar Rp 60.000 mendapatkan 2GB 24 jam dan 3GB Midnight (jam 00-09) untuk 60 hari. Jadi lebih murah Simpati Loop 3G. Kalau Simpati Loop 3G dapat untuk BigoLive (Bigo Live lebih berat daripada YouTube), maka Smartfren 4G LTE hanya bisa untuk YouTube, yang garis putihnya selalu hampir kesusul garis merah. Jelas pilih Simpati Loop 3G. Smartfren 4G LTE hanya unggul terhadap Indosat. Sedangkan yang lainnya yaa lebih payah lagi.

Hati-hati beli modem 4G LTE!
Saya dengan terpaksa membeli modem 4G LTE, bukan karena ingin lebih cepat, tetapi untuk menghabiskan kuota 4G saya. Karena sekarang ini di akhir 2016 semakin sulit mendapatkan kartu perdana 3G dan kalau adapun harganya mahal, misalnya 3G Simpati Loop 4GB 24jam  untuk masa aktif kurang dari sebulan harganya Rp 65.000, sedangkan Simpati 4G LTE 12 GB 24jam harganya juga Rp 65.000 yang terdiri 2GB 3G dan 10GB 4G LTE dan masa aktifnya hampir 60 hari, karena telah diaktifkan terlebih dahulu. Modem yang saya incar adalah Huawei E3372 dimana 4G LTEnya menggunakan blok B3 FDD LTE 1.800MHz dan blok B8 FDD LTE 900MHz (Three hanya menggunakan B3 FDD LTE 1.800 MHZ, maka dapat dipastikan performanya paling jelek, tetapi kuota kartunya bisa paling murah) dan tentunya bisa untuk semua kartu GSM, kecuali Smartfren dan Bolt. Tetapi modem ini sudah tidak ada di Jakarta dan Bandung. Di MegaComp BEC Bandung L2-Co3 banyak sekali modem 4G LTE yang ditawarkan, sedikitnya ada 6 macam. Yang perlu dipertimbangkan adalah modem Huawei E392 seharga Rp 525.000, walaupun secara online bisa didapatkan seharga Rp 500.000. Modem ini 4G LTEnya sama dengan Huawei E3372. Jika dipaksakan  menggunakan Smartfren, maka frekuensi 850 MHznya hanya support sampai dengan EDGE (2.75G). Kalau saya disuruh milih, tetap milih Huawei E3372, karena harganya lebih murah dan saya tidak melihat keunggulan apapun dari Huawei E392. Yang lainnya adalah Advance DT100 seharga Rp 375.000 (beli online pasti lebih murah, yang saya temukan Rp 327.000 dengan garansi 3 bulan) dengan spesifikasi mirip Huawei E3372 dengan Download Speed up to 100Mbps (Huawei E3372, Download Speednya up to 150Mbps) dan Upload Speed up to 50Mbps. Tetapi akhirnya saya beli Cyborg E488-S seharga Rp 375.000 bergaransi setahun (kalau online garansinya biasanya cuma sebulan dan bagaimana kalau mau klaim) yang bentuknya agak bongsor di Click & Click (bukan Klik & Klik lo) di BEC, karena saya perlu modem yang bisa Telkomsel dan Smartfren. Smartfren menggunakan frekuensi B5 FDD 4G LTE 850 Mhz dan B40 TDD 4G LTE 2.300 MHz, sedangkan Bolt hanya menggunakan frekuensi B40 TDD 4G LTE 2.300 MHz. Support Widows 7 dan 10, tetapi tidak Windows 8. Modem ini kemasannya begitu sederhana tidak seperti modem Huawei yang menggunakn box yang rapi, demikian juga Petunjuk Setting modem ini hanya selembar kertas berukuran 8x8cm persegi. Frekuensi 4G LTEnya hanya 850MHz dan 1800MHz, sedangkan frekuensi HSUPAnya hanya sampai 5.76Mbps untuk 2100MHz. LTE Download Speed up to 300Mbps dan LTE Upload Speed up to 50Mbps. Saya coba, memang Download Speed Maximumnya mencapai lebih dari 100Mbps, tetapi saya tidak tahu apa bisa melebihi 150Mbps. Menggunakan speedtest.net dan setting modem Auto (Default), maka didapatkam Maximum Download Speed 21.28Mbps dan Maximum Upload Speed 7.16Mbps. Dibandingkan modem 3G Huawei E3531 saya yang bisa 21.6Mbps, maka kecepatan Uploadnya boleh dikatakan hampir sama, sedangkan kecepatan Downloadnya memang lebih cepat, tetapi boleh dikatakan tidak significant. Tetapi dengan mode 3Gonly, maka modem 3G Huawei E3531 akan jauh lebih cepat daripada modem 4G LTE Cyborg E 488-S, karena frekuensi yang bisa digunakan oleh modem Cyborg ini hanya sampai 2.5G EDGE 900MHz dan 1.800MHz dengan DL hanya 236kbps untuk Telkomsel, XL. Indosat dan Three. Dengan mode Auto, maka kuota yang digunakan hanya kuota 4G LTE (kadang-kadang siih ke 3G juga untuk Telkomsel). Smartfren lebih beruntung, karena pada mode 3Gonly 850MHznya bisa sampai 3.5G HSDPA dengan DL hingga 7.2Mbps. Jadi, jika tidak terpaksa untuk menghabiskan kuota 4G LTE, maka migrasi ke 4G LTE yaa tidak perlu. (Spesifikasi di atas banyak yang tidak tercantum dalam kemasan dan harus mencari di Web, kalau Huawei dengan dos segelan siih spesifikasinya tercantum jelas didosnya dan garansinya 3 tahun).

Menggunakan Kartu Telkomsel, maka praktis modem Cyborg hanya bisa digunakan untuk koneksi 4G LTE. Sinyal 4G LTE Telkomsel kadang-kadang hilang dan pada saat ini modem akan berusaha mencari sinyal yang di bawahnya: 3,75G, 3,5G, 3,25G, 3G, 2,75G dan baru 2,5G bisa handshaking, tetapi proses ini terlalu lama, sehingga hubungan modem akan putus terlebih dulu. Dan perlu menunggu beberapa menit agar bisa Connect kembali di 4G LTE. Sebenarnya ketidakstabilan sinyal 4G LTE sudah bisa diramalkan, mengingat Tekomsel sebagai pemilik/penyewa memiliki 120.000 Menara BTS di seluruh Indonesia. Dan hanya 5 persen saja yang sekaligus digunakan sebagai Menara BTS 4G LTE. Padahal semakin tinggi frekuensinya, maka harus semakin rapat Menara BTSnya, jadi kalau 4G LTEnya numpang di 3G tanpa tambahan Menara BTS di antaranya, maka hanya yang dekat Menara BTS saja yang akan mendapatkan sinyal 4G LTE. Menara BTS Telkomsel yang paling dekat rumah saya jaraknya kurang dari 200 meter.

Sebagai tambahan informasi: Jangan beli modem Samsung GT-B3730, karena untuk frekuensi 4G LTEnya hanya support 2.600MHz, padahal frekuensi ini belum digunakan oleh operator telekomunikasi manapun di Indonesia, sedangkan frekuensi 1800MHz dan 900MHznya hanya support sampai EDGE, walaupun harganya cuma Rp 200.000 lebih. Sedangkan modem Alcatel 1K3M support 4G LTE yang biasanya digunakan di Arab dan tertulis Mobily pada modemnya hanya support frekuensi LTE TDD 2600Mhz, sedangkan frekuensi DL HSPA+nya mendukung frekuensi 900MHz hingga 42 Mbps, tetapi frekuensi 850MHznya hanya support sampai dengan EDGE. Jadi jika dipaksakan untuk Smartfren, bisa, tetapi sangat lambat dan Bolt pasti tidak bisa. Support hanya sampai dengan Windows 7. Harganya cuma Rp 200.000 lebih sedikit.

Tambahan 15 Maret 2016:
Di perbatasan Graha Indah dan Taman Permata Cikunir dekat Outer Ring Road ternyata sinyal XL yang didapat hanya 2G, tidak pernah 3G apalagi 3G+. Saya bawa modem dan kartunya ke XL Center di Pertokoan Bekasi Mas seberang Mitra Keluarga Bekasi Barat dan kartunya dicoba ke salah satu HP mereka dan didapatkan sinyal 3G+,  jadi bukan 4G. Di kartunya memang tertulis 4G-LTE (Hot Rod), tetapi mungkin ini hanya sekedar tulisan. Modemnya tidak dites, karena katanya mereka tidak bisa mengetes modem. Kemungkinan pertama banyak daerah di Bekasi hanya bisa menerima sinyal 2G, kemungkinan kedua kartu XL tersebut hanya bisa menerima sinyal 3G+ dengan menggunakan smartphone dan bukannya modem HSPA+ 21,6kbps. Dan jangan tertipu dengan kuota yang dijanjikan, 4,5GB maksudnya 1,5GB untuk 2G dan 2G ke atas, sedangkan 3GB lagi untuk 3G dan 3G ke atas. Jadi kalau hanya didapatkan sinyal 2G, maka kuota yang didapatkan hanya 1,5GB.

Tambahan 28 April 2016:
Kartu Simpati yang lama (cover plastik) tertera Best For Smartphone dan Speed up to 7,2 Mbps. Dimana-mana mendapat sinyal 3G+ dan ternyata telah diupgrade ke Speed up to 21,6Mbps seperti Kartu Simpati yang baru dimana memang tertera Speed up to 21,6 Mbps. Digunakan di Smartphone maupun modem sama kencangnya, bahkan untuk You tube mencapai 14350Kbps atau 14,35 Mbps, tetapi untuk website lokal apakah Detik com atau Vidio com kecepatannya di bawah 2 Mbps. Jelas yang bermasalah adalah website lokal ybs dan bukan kartunya. Jadi kalau tidak mau lihat Youtube apa perlu pakai 4G-LTE, apalagi dengan 3.75G Speed up to 21.6 Mbps, buka Youtube lancar-lancar saja. Kartu Perdana Simpati seharga Rp 40.000 untuk pemakaian maksimum 2 bulan dijual di Lobby BCP menggunakan lapak/meja dekat tangga berjalan dan bukannya di Gallerynya terdiri dari 2GB untuk 'ngalong' dari jam 24.00 hingga pukul 6.00 pagi dan 2GB lagi yang terbagi 1.5GB untuk pemakaian Nasional dan 0.5GB untuk pemakaian Lokal misalnya Jabodetabek (tertera di belakang bungkus nomor kartu). Jeleknya kuota Lokal baru bisa dipakai setelah kuota Nasional habis. Masa berlaku kartu perdana tersebut 60 hari, tetapi karena sudah diaktifkan terlebih dahulu, maka biasanya masa berlakunya berkurang seminggu. Di penjual pulsa, kartu perdana yang sama dijual seharga Rp 60.000 dan masa berlakunya malah cuma sebulan lebih sedikit, karena rupanya si penjual pulsa yaa beli di lapak Telkomsel, BCP. Untuk isi ulangnya dengan kuota yang sama harus membayar Rp 59.000 dan kuota Lokalnya tergantung dari di mana kita mengisi pulsanya misalnya Jabar. Jadi sebaiknya siapkan beberapa Kartu Perdana, karena akan lebih murah daripada isi ulang.

Kartu Three mungkin yang paling murah. Kartu Perdana Three 1Gb Rp 25.000 dan bisa memilih hingga 10GB yang harga per GBnya -/+ Rp 15.000. Masa pakai Three ini maksimal setahun, tetapi sinyal Three yang bisa didapat umumnya hanya 3G, bahkan banyak daerah yang hanya bisa menerima sinyal 2G. Jadi hampir sama dengan XL, hanya cepat di daerah-daerah tertentu, tetapi di kebanyakan daerah bahkan sama sekali sudah tidak bisa membuka website Detik com. Untuk isi ulangnya lebih murah Rp 5.000 daripada kartu Perdananya. Jadi untuk isi ulang 1GB cuma Rp 20.000,-

Tambahan 19 Juni 2016:
Saya menggunakan modem Huawei 3531 s/d 21.6 kbps, yang harganya sekarang di Enter Komputer Rp 225.000. Harga ini sama dengan modem Huawei 3131 s/d 21.6kbps, hanya saja modem Huawei 3531 lebih tipis, tetapi tidak memiliki colokan antena luar. Tidak ada masalah dengan performance modem Huawei 3531 saya, bahkan dengan kartu Telkomsel Simpati 4G LTE bisa didapatkan performa 40000bps saat mendownload Antivirus Avast, padahal modem ini bukan modem 4G LTE. Kesalnya modem Huawei ini selalu menampilkan iklan produknya, bahkan kadangkala berkali-kali hanya dalam satu sesi penggunaan, terutama ketika melihat YouTube.

Tambahan 16 Agustus 2016:
Indosat banting harga, katanya siih untuk menyambut 17 Agustus. 10GB 4G LTE plus 300MB 3G hanya Rp 25.000 dengan masa berlaku 30 hari. Sayangnya kuota 4G LTE dan 3G benar-benar dipisahkan, bukannya kuota 4G LTE habis baru pakai kuota 3G, tetapi di tempat dimana hanya terdapat sinyal 3G, maka pakai kuota 3G. Dan ternyata blankspot Indosat untuk 4G LTE banyak sekali, jadi kuota 3G sudah habis, tetapi kuota 4G LTE masih banyak, padahal kuota 4G LTE hanya dapat digunakan di daerah dimana ada sinyal 4G LTE. Mungkin ada baiknya pilih paket 9GB 3G saja seharga Rp 65.000 untuk 90 hari. Cuma perlu diingat kualitas 3G Indosat juga sebenarnya payah, hanya mampu download dengan kecepatan maksimum sebesar 2000bps dan sering drop mendekati nol atau bahkan nol. Untuk Youtube jelas tidak cocok. Cocok untuk buka web seperti detik.com, tetapi kapan yaa nanti habis kuotanya. Jika berminat Indosat lagi promo di Lobby BCP, sampai akhir bulan Agustus.

Tambahan 17 Agustus 2016:
Telkomsel tidak mau kalah dengan Indosat, maka di teras BCP, di samping Galeri Telkomsel atau hanya berjarak 15 meter dari tempat Indosat promo, Telkomsel juga promo. 4GB 4G LTE Rp 50.000,  6GB 4G LTE Rp 65.000,  dan 10GB 4G LTE Rp 100.000. Kesemuanya dengan masa aktif 60 hari. Sekarang sudah tidak ada Flash Midnight dan WiFinya lagi dan seperti Indost dimana kuota 3G dan 4G LTE dipisahkan, maka kedua kuota tersebut juga dipisahkan. Hebatnya sinyal Telkomsel komplit, selain 4G LTE, juga ada 3.75G, 3.5G, 3.25G dan tentunya 3G. Menggunakan Youtube tentunya tanpa putus-putus, walaupun menggunakan 3G, tetapi kecepatannya sudah mulai turun dibandingkan 2 atau 3 bulan yang lalu.

Tambahan 18 Agustus 2016:
Karena dari 6GB 4G LTE Telkomsel, hanya 1GB yang 3G, maka sisa 4G LTEnya masih banyak, walaupun kuota 3Gnya sudah habis dan tentunya kartu sudah tidak dapat digunakan di lokasi dimana tidak terdapat sinyal 4G LTE. Saya tanya Telkomsel dan Indosat apakah bisa kuota 4Gnya dirubah menjadi 3G dan ternyata tidak bisa. Jadi untuk amannya saya harus punya kartu 3G murni tanpa embel-embel 4G LTE, karena blankspot untuk 4G LTE masih sangat banyak. Simpati Loop 7GB 3G harganya Rp 50.000 dengan masa aktif 60 hari, tetapi kuotanya terbagi atas 2GB 24jam, 3GB jam 00-09 dan WiFi  2GB. Sedangkan Indosat 9GB 3G harganya Rp 60.000 dengan bonus kabel data yang konon dengan masa aktif 90 hari dan pembagian kuotanya 3GB 24 jam dan 6GB jam 00-06 saja. Pilihan lain adalah Indosat 9GB 3G untuk 24 jam seharga Rp 80.000, Saya beli Indosat pilihan pertama dengan harapan masa aktifnya benar (?) 90 hari, apalagi ada bonus 150 sms dan 150 menit telpon ke sesama Indosat (bonus ini tidak ada untuk pilihan kedua). Ternyata pulsanya Nol, jadi harus isi pulsa dulu dan masa aktif kartunya ternyata hanya sampai 12 Oktober saja. Jadi agar masa aktif 90 hari untuk data dapat digunakan, harus tambah pulsa yang banyak. Saya akan usahakan kuota data sudah habis, sebelum 12 Oktober. Kelak, tidak mustahil saya akan beralih ke Simpati Loop. Indosat akan berada di Lobby BCP hingga 17 September 2016, sedangkan Telkomsel kelihatannya sudah menetap terus di teras BCP. Perang kouta sudah dimulai, kalau Three yang terkenal murah menurunkan harganya, maka perang kuota akan semakin ramai..

Tambahan 12 Oktober 2016:
Paling murah memang beli pulsa di teras BCP, Bekasi, di samping Grapari Telkomsel. Di bawah tenda piramid 2x2 meter itulah mereka jualan dan dikelola sendiri oleh Telkomsel. Sekarang ini sudah bukan jamannya WiFi, maka semua kartu tak ada kuota WiFinya. Yang paling murah, 2GB 24 jam 3G dan 3GB Midnight dari jam 00-09 3G seharga Rp 50.000 untuk kurang lebih 45 hari, karena sudah diaktifkan sebelumnya. Ini adalah Kartu Simpati 4G LTE yang tak laku, makanya nomornya diawali 0812. Jauh lebih baik beli ini daripada beli yang 16GB 4G LTE seharga Rp 100.000 yang terbagi atas 3G 1G dan 4G 15GB. Di tempat yang sinyal 4Gnya lemah, maka 1GB 3G akan cepat habis dan selanjutnya menganggurlah kartu tersebut. Alternatif lain adalah Simpati Loop 3G seharga Rp 70.000 untuk 60 hari, karena baru diaktifkan ketika dibeli, terbagi atas 2GB 24 jam dan 3GB Midnight jam 00 s/d 09. Kedua kartu 3G tersebut bisa untuk Bigo Live (CEPAT bukan, buat apa beli yang 4G LTE), dimana Bigo Live adalah sarana termudah untuk mengecek kecepatan dan kestabilan sinyal kartu. Kartu dari provider lain yang mengaku sudah 4G LTE, setelah saya coba tak ada yang bisa Bigo Live (paling hanya muncul headernya dengan gambar kartun), walaupun mungkin bisa dicoba tayang di Sudirman-Thamrin, Jakarta.

Tambahan 14 Oktober 2016:
Dengan speedtest.net yang gratis dan dengan mudah ditemukan di Google, maka Simpati Loop 3G hasilnya. Ping 20-40ms, tapi biasanya sekitar 40ms, Download 4-9Mbps, tapi kebanyakan hanya 4Mbps dan Upload stabil di 4Mbps, sedangkan Simpati 4G LTE yang didowngrade menjadi 3G hasilnya Ping sedikit di bawah 30ms. Download berkisar antara 6-7Mbps dan Upload stabil di 4Mbps. Tidak ada perbedaan yang significant antara kedua kartu tersebut. Smartfren yang selalu gagal streaming Bigo Live dengan menggunakan Receiver WiFi TP-Link WN722N seharga Rp 99.000 di Enter Komputer, tetapi saya beli Rp 115.000 di SSC BCP, Bekasi dan connection 100 persen ternyata memang sudah 72Mbps, walaupun kebayakan siih hanya 54 Mbps, Tetapi Smartfren dengan speedtest.net hanya menghasilkan Ping selalu di atas 40ms, bahkan mencapi 62ms, Download averagenya hanya 0,35-0,40Mbps dan Upload averagenya hanya 0,05-0,06Mbps, karena Smartfren tidak stabil, sering mencapi NOL atau transfer speed hanya 2kbps. Jelas Smartfren tidak bisa streaming.

Tambahan 25 Desember 2016:
Ternyata modem Huawei E3372 masih ada, tetapi langka dan harganya melambung. Di salah satu toko dengan neon box Huawei yang juga jual Smartfren di Harco Mangga Dua Lantai 3 modem tersebut dijual seharga Rp 525.000.  Di Mangga Dua Mall selantai dengan Bhinneka.com ada toko yang terletak di tengah-tengah mall menjual modem tersebut dengan harga Rp 500.000 (menjual juga barang-barang lama). Semuanya belum ditawar.

Tambahan 11 Pebruari 2017:
Saat ini Telkomsel 4G LTE dari pagi hari hingga malam sekitar pukul 9, payah, bisa diam sampai 30 detik, padahal jarak BTSnya hanya kurang dari 150 meter dari tempat saya. Sudah jelas kebanyakan pemakai. Saat ini frekuensi netral 2100Mhz  masih belum diijinkan oleh pemerintah untuk dipakai oleh siapapun, saya berharap frekuensi ini bisa segera dibuka, sehingga Telkomsel yang tampaknya sudah sesak bandwithnya bisa juga menggunakan frekuensi 2100Mhz ini. Sudah waktunya mencoba provider lain yang sudah 4G LTE di rumah saya.
 
Tambahan 17 Desember 2019:
Saat ini frekuensi 2100MHz telah dipakai oleh Telkomsel untuk 3G, lumayan cepat, walaupun antara pukul 12.00 hingga pukul 13:00 lambat sekali. Saat ini banyak smartphone baru sudah memiliki frekuensi 2100Mhz 3G. Frekuensi 2500Mhz dan 2600MHz 4G yang biasa dipakai di Arab sekarang juga ada, padahal tidak ada satupun provider Indonesia yang menggunakan frekuensi ini yang hanya cocok di tempat yang lapang tanpa bukit, gunung atau gedung tinggi. Frekuensi 700MHz 4G yang juga dipakai di Jepang juga sudah mulai disematkan pada beberapa smartphone yang beredar di Indonesia. Jadi smartphone yang dijual legal di Indonesia bisa digunakan hampir di semua negara Asia, Australia dan Eropa, tetapi akan mengalami kesulitan jika digunakan di Amerika dan Afrika. Sejauh ini belum ada smartphone yang memiliki frekuensi selengkap iPhone 6s Plus. Memang ada siih yang mengklaim smartphone worldwide, tetapi ternyata frekuensinya tetap tidak lengkap.
 
Tambahan 13 Mei 2020:
Saat ini yang memiliki frekuensi 2100MHz untuk 3G dan 4G ialah Telkomsel. 3Gnya berfungsi dengan baik, walaupun Telkomsel ingin agar menggunakan 4G saja. Tetapi 3Gnya Telkomsel 2100MHz itu stabil, walaupun kadang2 sinyalnya suka drop sedikit, karena saat ini sudah semakin banyak smartphone baru yang menyediakan frekuensi 2100MHz.
Provider lain yang punya frekuensi 2100MHz yakni Indosat dan Three.

2 komentar:

  1. Sangat setuju. Beli 4G jika di tempat dimana kita biasa beraktifitas tercakup sinyal 4G. Kalau di tempat dimaan sinyal 4G dan 3G nya full, maka terasa kaalu kecepatan di 4G seperti bemo lawan F1, 4G 10-20x lebih cepat dalam mendownload film dari youtube.

    Saya pengguna temannya semar di Yogyakarta

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas infonya. Dengan 4G streaming tidak terputus-putus, paling banter timbul kotak-kotak.

      Hapus