Selasa, 28 April 2015

Printer inkjet murah jangka panjang

Printer inkjet yang paling murah saat ini adalah HP Deskjet 1010 seharga Rp 370.000 Print only, saya jumpai di Enter Komputer, tetapi printer ini sebenarnya boros. Di Pro-Jet tempat isi ulang printer di Bekasi Cyber Park Lantai I, -/+ 20 meter dari dealer resmi HP, saya baru tahu bahwa isinya sedikit sekali, karena rupanya bentuk cartridge yang sudah kecil itu banyak kopongnya, busa tempat isi tintanya kecil sekali. Cartridge HP 802 ini harganya memang cuma Rp 65.000/buah, dan menurut HP dapat mengeprint hingga 120 halaman atau Rp 542/halaman. Klaim ini benar, jika mengikuti standard pencetakan dimana dari satu halaman A4 terisi 5 persen oleh huruf, tentunya jika ada gambar atau cetak tebal, maka banyaknya kertas yang dapat dicetak mungkin hanya setengahnya atau kurang. Celakanya printer HP 1010 tidak dapat menggunakan cartridge HP jenis lainnya. Printer HP 1010 sama sekali tidak saya rekomendasikan.

Printer HP Deskjet 1515 seharga Rp 610.000 dapat melakukan Print, Scan dan Copy. Resolusi maksimum colornya 4800x1200. Perhatikan angka yang lebih kecil, yakni 1200, jelas printer ini tidak dapat menghasilkan gambar sebaik printer dengan resolusi yang lebih tinggi. Tetapi sebenarnya sudah mencukupi syarat untuk kebutuhan sehari-hari, kecuali untuk cetak foto dengan detail yang tinggi. Cartridge yang digunakan adalah HP 678 seharga Rp 88.000 mampu untuk mencetak Hitam Putih 480 halaman atau Rp 183/lembar. Untuk Colornya HP mengklaim dapat mencetak 150 halaman. Bentuk dan ukuran cartridge HP 678 bentuknya mirip dengan cartridge HP 802, tetapi lebih sedikit bagian kopongnya. Letak konektor listrik atau sensor antara kedua jenis cartridge ini berbeda, sehingga tidak kompatibel satu sama lain. Garansinya satu tahun, maka jika pemakaian printer untuk mencetak ini selama setahun itu sedikit, saya menganjurkan membeli printer ini saja. Printer ini juga dapat diinfus (Continuous Ink Supply System), tentunya setelah masa garansi berakhir, agar garansi tidak hilang atau bisa isi ulang cartridge di Pro-Jet seharga Rp 27.500 Black dan Rp 30.000 Color. Satu cartridge isi ulang atau dengan infus dapat digunakan antara 3x hingga 6x kapasitas aslinya, sebelum ganti cartridge baru, karena headnya menyatu dengan cartridgenya dan aus.

Printer HP Deskjet 2520hc seharga Rp 1.210.000 dapat melakukan Print, Scan dan Copy. Resolusi maksimum colornya 4800x1200, sama dengan Printer HP Deskjet 1515. Keunggulannya dapat menggunakan cartridge Ink Advantage High Capacity HP 46 berkapasitas 30ml Black dan @10ml x 3 Color dalam satu cartridge seharga Rp 90.000 x 2 (Black dan Color). Kapasitas cetak hitam putihnya mencapai 1500 lembar atau Rp 60/lembar, sedangkan untuk yang Color 750 lembar atau Rp 120/lembar. Isi ulang cartridgenya Rp 44.000 Black dan Rp 55.000 Color, mungkin lebih baik beli aslinya saja, kecuali mungkin untuk Black, karena hitam dimana-mana yaa mirip. Garansinya 3 tahun, artinya selama 3 tahun jangan dinfus dulu, kalau garansi tidak mau hilang. Biaya cetak per lembarnya memang murah, tetapi biaya pembeliannya awalnya tinggi. Selisih harga antara 2520hc dan 1515 adalah Rp 600.000 atau dapat dibelikan cartridge HP 678 Black sebanyak 6.6666667 dan dapat mencetak sebanyak 2880 lembar. Jadi dengan uang Rp 1.210.000 dan menggunakan HP Deskjet 1515 dapat mencetak hitam putih sebanyak 480 + 2880 = 3360 lembar dan headnya selalu baru. Jelas lebih murah HP Deskjet 1515 daripada HP Deskjet 2520 hc, apalagi jika setelah 1 tahun kita mulai melakukan infus, jika perlu.

Setelah Epson menggunakan Ink Tank System yang harga printernya hampir 2 juta Rupiah atau lebih, maka sekarang pemasang sistem infus beralih ke Brother DCP-J100 yang dapat melakukan Print, Scan dan Copy seharga Rp 1.560.000 atau lebih mahal daripada HP Deskjet 2520hc. Kapasitas cetaknya untuk Black adalah 2400 lembar dan untuk Color 1300 lembar atau lebih banyak daripada HP Deskjet 2520hc. Jadi kalau jumlah pencetakannya banyak dan mau diinfus setelah masa garansi 1 tahun berakhir, maka lebih baik membeli Brother DCP-J100 dibandingkan HP Deskjet 2520hc, apalagi Brother DCP-J100 lebih mudah diinfus dan jarang gagal seperti HP Deskjet 2520hc. Brother DCP-J105 persis sma dengan Brother DCP-J100 dengan tambahan WiFi dan harga lebih mahal sedikit dari Rp 200.000, sedangkan Brother MFJ-J200 sama dengan Brother DCP-J105 dengan tambahan Fax dengan kecepatan 14,4 kbps dan harga lebih mahal sekitar Rp 200.000 daripada Brother DCP-J105. Untuk printer A3, tetapi copy, scan, WiFi dan fax 33.6 kbps hanya A4, Brother MFC-J5910DW seharga Rp 2.920.000 atau kurang lebih sejuta lebih mahal daripada Brother MFJ-200 mungkin patut dipertimbangkan.

Epson L120 seharga Rp 1.950.000 hanya bisa Print, sedangkan Epson L210 seharga Rp 2.250.000 bisa Print, Scan dan Copy. Kapasitas Blacknya 4000 lembar dan Colornya 6500 lembar. Jelas printer ini hanya cocok untuk perkantoran atau penggemar foto yang menginginkan resolusi yang tinggi. Tinta isi ulang asli Epsonpun relatif tidak mahal seharga Black Rp 97.000 untuk 70 ml, sedangkan isi  Ink Tank Systemnya adalah 40 ml, jadi dapat mencetak sebanyak 70/40 x 4000 = 7000 lembar atau kurang dari Rp 14/lembar (malah lebih mahal kertasnya). Apa sudah semurah ini masih perlu diinfus!!!

Printer sebaiknya diperbarui tiap 3 tahun, karena yang baru sudah pasti lebih canggih dan bisa jadi lebih murah dan biasanya sparepartsnya akan bergantian rusak. Jadi belilah Epson L120 atau L210 kalau dalam masa tiga tahun pemakaian cetaknya melebihi 4000 lembar Black dan 6500 lembar Color, karena setelah pemakaian yang banyak, maka banyak spareparts perlu diganti dan kalau harus mengganti head, maka bisa jadi biayanya akan bisa untuk membeli printer baru HP 1515. Epson L210 harganya Rp 2.250.000. Jika menggunakan HP 1515 untuk mendapatkan hasil 4000 lembar Black dan 6500 lembar Color, maka diperlukan tambahan cartridge Black (4000-480)/480 = 7.33 atau 8 seharga 8 x Rp 88.000 = Rp 704.000 dan diperlukan tambahan cartridge Color (6500-150)/150 = 42.33 atau 43 x Rp 88.000 = Rp 3.780.000. Jelas HP 1515 tidak cocok untuk mengeprint banyak Color. Untuk kasus yang sama, jika menggunakan HP 2520hc, maka diperlukan tambahan cartridge Black (4000-1500)/1500 = 1.67 atau 2 x Rp 90.000 = Rp 180.000 dan diperlukan tambahan cartridge Color (6500-750)/750 = 7.67 atau 8 x Rp 90.000 = Rp 720.000. Totalnya Rp 1.210.000 + Rp 180.000 + Rp 720.000 = Rp 2.110.000 atau lebih murah daripada Epson L210 seharga Rp 2.250.000. Untuk kantor yang masih kecil atau baru merintis dimana faktor cashflow sangat berpengaruh, saya anjurkan membeli HP 2520hc saja dulu, apalagi head pada cartridgenya selalu baru, jika anda membeli Epson dan headnya rusak, bisa saja anda menangis, apalagi buat kantor kecil.

Printer HP saat ini memiliki keuntungan, yakni dapat hanya memakai cartridge Black saja untuk mencetak, jadi jika cartridge Colornya habis, maka copot saja cartridge Color tersebut. Hal ini tentunya menguntungkan untuk kantor, dimana jika diberikan fasilitas mencetak Color, maka biasanya dipakai untuk mencetak yang tidak-tidak (boros!). Memakai perhitungan di atas dibandingkan dengan membeli Epson L210 , maka jika hanya membeli cartridge Black saja untuk HP 1515, akan didapatkan (2.250.000-610.000)/88.000 = 18 cartridge Black baru. Maka akan didapatkan 18 x 480 = 8640 + 480 = 9120 lembar Black + 150 lembar Color. Jika hanya membeli cartridge Black saja untuk HP 2520hc, akan didapatkan (2.250.000 - 1.210.000)/90000 = 11 cartridge Black baru. Maka akan didapatkan 11 x 1500 = 16500 + 1500 = 18000 lembar Black + 750 lembar Color. Jadi suatu kantor yang dalam 3 tahun mencetak tidak sebanyak ini, maka Epson L210 bukanlah suatu pilihan.

Layakkah melakukan infus. Jika mau melakukan infus pilihan tidak banyak, walaupun printer Canon juga dapat diinfus, tetapi saat ini seperti dikemukakan di atas yang sering dinfus adalah Brother DCP-J100. Jika ingin menghasilkan 4000 lembar Black dan 6500 lembar Color seperti Epson L210, maka  Brother DCP-J100, perlu tambahan cartridge sebanyak 1 buah LC539XL Black seharga RP 99.000 dan 4 buah LC535XL Color seharga 4 x 3 x Rp 99.000 = Rp 1.188.000 (dikalikan 3, karena 3 warna dalam cartridge terpisah). Jumlahnya menjadi Rp 1.560.000 + Rp 99.000 + Rp 1.188.000 = Rp 2.847.000 atau lebih mahal daripada Epson L210. Jelas, membeli Brother DCP-J100 harus diinfus kalau mau murah, terutama kalau banyak menggunakan Color. Biaya infus antara Rp 100.000 s/d Rp 150.000 dan tinta dye ink 100ml Rp 12.000, tapi pigment inknya 100ml Rp 45.000.

Jika tetap ingin printer Canon, maka yang masih sering diinfus adalah Canon IP 2770 yang hanya bisa Print seharga Rp 540.000 yang tampaknya murah, tetapi jika tintanya habis dan harus membeli cartridge baru, maka harus mengeluarkan dana Rp 325.000 untuk pembelian paket cartridge Combo Canon PG 810 Black dan cartridge Canon CL 811 Colour atau berbeda hanya 540.000 - 325.000 = Rp 215.000 dengan harga printer Canon IP 2770 baru lengkap dengan tintanya. Jelas Canon mau jualan cartridge dan bukan jualan printer. Secara terpisah cartrige Blacknya dijual seharga Rp 180.000 dan cartridge Colurnya seharga Rp 229.000. Cartridge dengan isi tinta lebih banyak, Canon PG-810XL Black dijual seharga Rp 230.000 dan Canon PG-811XL Colour seharga Rp 272.000, atau kalau dijumlah adalah Rp 502.000. Cartridge Canon PG 810 Black dapat mencetak 220 lembar A4, sedangkan yang XL dapat mencetak 360 lembar A4. Cartridge Canon CL 811 Colour dapat mencetak 244 lembar A4, sedangkan yang XL dapat mencetak 319 lembar A4. Jika menggunakan printer inkjet HP 1515, maka untuk mendapatkan banyaknya lembar seperti Canon IP 2770 diperlukan cartridge tinta untuk HP 1515 yang jauh lebih murah. Tinta Canon mahal, karena menggunakan Chroma Life 100 yang konon hasil cetaknya dapat bertahan hingga 100 tahun dengan sedikit pudar, tetapi biar bagaimanapun hasil ketajaman cetak untuk fotonya tetap lebih baik menggunakan Epson.

Bagi Personal, sebaiknya beli dulu HP Deskjet 1515 seharga Rp 610.000 yang relatif murah, karena bisa Print, Scan dan Copy, kemudian monitor penggunaan pencetakan. Biasanya dengan adanya printer, maka dirasakan banyak yang perlu dicetak, padahal mungkin tidak perlu, setelah beberapa waktu atau masa 'honeymoon' telah lewat, nanti malah biasanya tidak setiap hari melakukan pencetakan. Salah satu keuntungan printer HP saat ini tidak ada pembatasan pencetakan dengan counter yang biasanya harus direset dengan membayar oleh tukang infus tinta. Saat ini HP mempersulit refill atau infus dengan membuat tintanya berbusa, ketika direfill atau diinfus, sehingga hasil cetak tidak baik. Oleh karenanya sebelum direfill atau diinfus cartridge harus divacum sampai tak ada sisa tinta HP lagi (tuntas tas tas). Dugaan saya nanti akan ada printer yang seperti Epson, tetapi harganya di bawah Brother DCP-J100 dan pada saat itulah masa-masa suram sistem infus akan dirasakan.

Sekarang sudah ada pesaing Epson L210, yakni Brother DCP-T300 yang sama-sama bisa Print-Scan-Copy dengan menggunakan Ink Tank System. Per tanggal 23 Juli 2015, harga Epson L210 Rp1.955.000, sedangkan Brother DCP-T300 Rp1.940.000. Betul-betul berimbang harga awalnya. Sekarang tinggal membandingkan kualitas dan biaya tintanya. Tetapi mengingat biaya tintanya murah, maka yang terpenting adalah membandingkan kualitasnya. Brother DCP-T300 ink dropletnya hanya 1.5 pico liter, sedangkan Epson L210 dua kali lipatnya atau 3 pico liter. Kehalusan gambar jelas Brother DCP-T300 menang, tetapi konsekuensinya mengeprint lebih lama untuk gambar Full Solid. Ketahanan hasil cetak Brother terhadap air juga lebih baik daripada Epson, walaupun keduanya tidak benar-benar waterproof. Karena Brother DCP-T300 tidak memonitor penggunaan tinta, maka Brother DCP-T300 diisi tinta merek apapun bisa. Biaya tintanya lebih murah Epson, tetapi siapa yang begitu peduli, jika biaya tintanya dengan Ink Tank System memang keduanya sudah murah.
Keunggulan Brother DCP-T300 lainnya dibandingkan Epson L210 adalah:
* Memiliki LCD
* Dapat merubah jumlah copy dan kualitasnya
* Hasil cetak high quality photonya hampir menyerupai hasil cetak menggunakan dedicated photo printer (printer yang memang dibuat untuk pencetakan photo)
* Scan resolution Brother mencapai 1200x2400, sedangkan Epson hanya 600x1200
* Tabung tintanya terletak dalam printer tersebut dan menghadap ke depan, sehingga dapat diketahui masih berapa banyak tintanya
* Kualitas pembuatannya lebih baik
Satu-satunya kelemahan adalah lambat ketika mencetak High Quality dengan mayoritas gambar Full Solid satu halaman penuh, yang sebenarnya sebanding dengan kualitas prima yang dihasilkannya.
Menurut pendapat saya, jika Brother semakin terkenal, maka pasar Epson dapat tergerus banyak.

Per tanggal 26 Desember 2016,  Enter Komputer tidak memiliki stock Brother DCP-T300, Di Bhinneka harganya Rp 2.290.000, sedangkan Epson L220 di Enter Komputer harganya Rp 2.100.000. Saat ini harga Brother DCP-T300 tampaknya sudah lebih tinggi daripada harga Epson L220.

Sedangkan Canon Pixma G2000 di Enter Komputer harganya Rp 1.885.000 lebih murah daripada kedua Printer di atas. Dibandingkan dengan Epson L220, maka Canon Pixma G2000 mencetak lebih cepat dan hasil cetaknya juga lebih baik. Bentuk Canon Pixma G2000 juga lebih manis dan ringkas dibandingkan dengan Epson L220. Selebihnya Canon Pixma G2000 mendukung borderless printing hingga A4 sedangkan ink dropletnya hingga 2 pico liter, lebih besar daripada Brother DCP-T300 yang 1,5 pico liter, tetapi lebih kecil daripada Epson L220 yang 3 pico liter. Jika duit terbatas jelas milih Canon Pixma G2000 dengan segenap keunggulannya dibandingkan Epson L220, tetapi jika duitnya banyak, Brother DCP-T300 patut diperhitungkan.

Kagum dengan iklan Printer HP yang katanya bisa cetak banyak. Jangan dulu, kita lihat resolusinya, Printer HP Deskjet 5810 dapat mengeprint warna hitam hingga 1200x1200 dpi dan colornya hingga 4800x1200 dpi, sedangkan Brother DCP-T300 dapat mengeprint hingga 6000x1200 dpi. Dengan mengorbankan resolusi tentunya tinta bisa lebih irit, tetapi apakah perlu mengirit tinta, sedangkan harga tinta sekarang ini kan relatif sudah murah. Kita berharap harga Printer HP Deskjet 5810 murah, ternyata di Enter Komputer harganya Rp 1.900.000. Mahal (Sekali) untuk kelas printer dengan kemampuan mimmalis. Harga ini juga lebih mahal Rp 15.000 daripada Canon Pixma G2000, padahal Canon Pixma G2000 kualitasnya lebih baik.

Seperti sudah saya perkirakan sebelumnya, bahwa masa-masa suram sistem infus akan dirasakan, maka di Harco Mangga Dua ada salah satu merek tinta isi ulang yang dulu punya 3 kios besar-besar, bahkan salah satunya relatif sangat besar, karena terletak di hook, tetapi Desember 2016 ini hanya tinggal memiliki kios kecil satu buah. Hal ini dikarenakan Canon dan HP juga sudah membuat printer dengan sistem tinta isi ulang. Semua ini bermula dari tinta infus made in China yang murah dan sekarang sistem ini terpaksa diikuti oleh pabrikan-pabrikan printer yang besar-besar. Tetapi setahu saya masih ada HP1515 dengan cartridge, jadi jika kebutuhan mencetaknya tidak banyak, jangan dulu membeli printer pabrikan dengan sistem infus. Masalahnya adalah, kalau tiba-tiba HP men-discontinue HP1515, tetapi jangan kuatir tintanya masih ada terus di pasaran.

Seperti sudah diuraikan di bagian awal tulisan ini, maka untuk Personal Users sebaiknya memakai HP1515 saja, karena jumlah cetaknya tidak banyak, katakanlah 300 lembar per bulan, tetapi jika sering mencetak foto, maka mungkin tetap harus membeli Canon Pixma G2000 atau Brother DCP-T300. Dalam mencetak foto penggunaan tintanya bisa 10x-20x lebih banyak dibandingkan mencetak teks normal. Tetapi HP1515 sekarang ini sudah tak ada di dealer HP. Di penjual-penjual online siih masih ada, tetapi ini tanda-tanda, bahwa sebentar lagi HP1515 akan hilang dari pasaran, sekarang ini kan cuma menghabiskan stock. Konon, pengganti dari HP1515 adalah HP DeskJet Ink Advantage 2315 dengan Maximum print resolutionnya 4800x1200. Harga printer ini di Enter Komputer Rp 635.000 dan termasuk Best Seller Printer.

Seperti sudah dikatakan di atas, bahwa mencetak foto bisa menghabiskan tinta lebih banyak 10-20x lipat dibandingkan mencetak teks, maka akan dicoba membandingkan printer bercatridge dan printer dengan sistem ink bottle. Mencetak foto artinya mencetak foto ukuran A4 dan bukan ukuran postcard. Misalnya printer DeskJet HP2135, cartridge colornya bisa mencetak 300 halaman teks, jadi berati hanya bisa mencetak sekitar 30 lembar foto A4 atau perlembarnya butuh biaya tinta Rp 90.000/30 = Rp 3.000/lembar. Printer HP2135 harganya Rp 635.000 atau selisih Rp 1.900.000 - Rp 635.000 = Rp 1.265.000 dengan Printer HP DeskJet 5810. Selisih tersebut dapat dibelikan Rp 1.265.000/Rp 90.000 = 14 cartridge color atau dapat mencetak 14x30 = 420 lembar foto A4. Dalam perhitungan ini cetak foto A4 color menngunakan printer ink bottle tidak dihitung, karena relatif murah. Jadi harus diperhitungkan cetak foto color A4 kita apakah angka 420 lembar itu akan dilampaui dalam waktu 1 tahun, 2 tahun atau 3 tahun. Kalau cetak foto color A4nya sedikit pilih saja Printer bercatridge, misalnya HP 2135 dan kalau cetaknya banyak, bisa pilih Printer Canon Pixma G2000 atau Brother DCP-T300.

Dulu, saya senang lihat neon box besar di atap gedung di Jalan Matraman bertuliskan FujiFilm, karena terang sekali. Sekarang saya tak tahu keberlangsungan hidup gedung itu. Pada waktu yang sama, SS Photo mungkin memiliki cabang 100 buah di Jakarta, sekarang suaranya nyaris tak terdengar. Ketika printer inkjet color dirasakan murah, maka banyak yang membeli printer tersebut, tetapi tentunya kecewa, karena harga cartridgenya mahal, Untung ada sistem infus yang harganya murah. Sekarang pabrikan printer yang besar-besar juga menjual yang sistem infus. Tetapi, telat, jaman cetak mencetak foto sudah lewat, sekarng ini banyak orang mencetak foto pada CD/DVD atau beli Flashdisk OTG agar bisa transfer file antara Komputer Desktop dengan Smartphone Android. Tetapi tidak semua sdmartphone Android support OTG, misalnya Samsung baru mulai Samsung J3 yang mendukung OTG. Nasib printer inkjet, seperti halnya komputer desktop dan kamera kompak siih tidak akan setragis HP Nokia, tetapi penjualannya saya perkirakan akan stagnant atau menurun sedikit demi sedikit. Kalau mau foto cetak gaya-gayaan, kenapa tidak ke PhotoBox saja.