Sabtu, 18 Oktober 2014

Apotek Generik, tidak murah

Tertarik dengan slogannya Ahlinya Obat Generik, saya mencoba untuk mengunjungi Apotek Generik, ternyata yang banyak adalah obat paten. Apotek Generik masih satu grup dengan Century Health Care yang banyak terdapat di mal. Dibandingkan dengan Century, Apotek Generik memang lebih murah, tetapi ternyata tidak lebih murah bahkan lebih mahal daripada beberapa apotek lainnya yang saya kunjungi. Apotek-apotek lainnya biasanya menjual obat 15 persen di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) dimana HET ini tercantum pada kemasan obat tersebut lengkap dengan masa kadaluwarsanya (Expired). Yang termahal itu adalah apotek yang terdapat di rumah sakit atau dokter yang praktek gabung apotek, misalnya Kimia Farma dan biasanya juga tidak/jarang menjual obat generik. Misalnya Claritine obat paten harganya sekitar Rp 90.000,-, sedangkan generiknya Loratadine harganya sekitar Rp 4.500,- sama-sama per 10 tablet. Obat anti alergi ini tidak mengandung cortisol atau costeroid, sehingga efek sampingnya sangat kecil dan tidak menyebabkan kantuk sama sekali. Biasanya suster langsung membawa berkas kita termasuk resep ke Apotek dan Kasir. Untuk itu bilang saja sama apoteknya mau beli setengah resep dulu, sehingga anda tahu apa generiknya yang biasanya tertera pada kemasan obat tersebut, atau padanan obat tersebut anda bisa cari di Internet. Misalnya dokter memberikan antibiotik Meiact yang obat generiknya adalah Ceftazidime, sayangnya generiknya belum ada di Indonesia, tetapi kita jadi tahu bahwa Ceftazidime adalah Cephalosporine generasi ke-3, padanan generiknya yang sudah ada di Indonesia adalah Cefixime yang sama-sama Cephalosporine generasi ke-3. Harga Meiact lebih dari Rp 150.000,-, sedangkan Cefixime harganya kurang dari Rp 15.000,- sama-sama per 10 tablet.